Panggilan Menulis Abstrak Makalah: Film, Realitas dan Kebenaran








Film, Realitas dan Kebenaran

Panggilan Menulis Abstrak Makalah 
Asosiasi Pengkaji Film Indonesia (Kafein) – Badan Perfilman Indonesia (BPI)
Jurnal Komunikator Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)*
Vol 10, No 2 (2018)

Editor Tamu: Tito Imanda
Mitra Bebestari: anggota dan jaringan Kafein

Pada awal kelahirannya, film dianggap medium yang paling mampu sedekat mungkin meniru realitas sehingga banyak yang beranggapan bahwa film adalah bentuk seni yang menyempurnakan apa yang tidak mampu dilakukan oleh medium sebelumnya: mengungkapkan kebenaran. Namun hubungan antara film dan realitas ternyata jauh lebih dinamis daripada itu. Film memang dianggap cerminan dari realitas tetapi banyak pula yang melihat bahwa realitas lah yang dibentuk oleh film. Dikotomi ini pun terasa terlalu simplistis karena gagasan beberapa pemikir tentang realitas dan kebenaran tak selalu menjadi dua konsep yang berhubungan. Kebenaran bisa terletak pada – misalnya – perangkat teknologi, ketaatan prosedur pembuatan atau bahkan ada sepenuhnya di kepala penonton. Maka posisi film sebagai pengungkap kebenaran lewat representasi realitas menjadi harus ditinjau ulang.

Situasi ini menjadi semakin rumit dalam masa post-truth ketika fakta – yang kerap menjadi landasan bagi realitas – sepenuhnya dipandang sebagai persoalan interpretasi yang beriringan dengan kepentingan politik. Realitas sejak semula dianggap sebagai interpretasi dan selalu dalam posisi saling bersaing satu sama lain. Di saat yang sama produksi dan bentuk pertunjukan film juga sedang mengalami rekonstruksi ulang pada tingkatan yang belum pernah ada presedennya pada abad yang lalu. Kondisi material saat menonton film dipandang sama pentingnya dengan apa yang ada di layar (serta bagaimana bentuk layarnya). Dengan situasi ini, maka hubungan antara film, realitas dan kebenaran seharusnya memang berada pada posisi yang terus menerus didefinisikan ulang.

Dalam upaya demikian, seperti apakah hubungan ketiganya? Apakah kuncinya ada pada transparansi mekanisme produksi dan perangkat teknologi? Ataukah pada prosedur yang bisa diverifikasi seperti pada film dokumenter? Ataukah justru letaknya di kepala penonton sebagai bagian dari pengalaman estetika? Lantas dimana pula posisi kondisi saluran distribusi dan kondisi eksebisi serta posisi kelas penonton di dalam hal ini?

Edisi ini bermaksud untuk mengeksplorasi jawaban-jawaban terhadap pertanyaan itu sekalipun tidak terbatas di sana, menggunakan kemungkinan-kemungkinan yang ditawarkan oleh teori ideologi, apparatus, fenomenologi, perdebatan eksplorasi dokumenter vs fiksi, heurmenetika vs dekonstruksi, eksplorasi politik selera, rejim kebenaran, kajian penonton/kepenontonan/ penerimaan (audience, spectatorship, reception studies), dan lain-lain.

Pertanyaan-pertanyaan terkait pengiriman naskah dan naskahnya dikirimkan ke email kafein.id@gmail.com. Abstrak paling lambat tanggal 30 Juni 2018, dan makalah lengkap utuh paling lambat diterima tanggal 30 Agustus 2018. Usulan tulisan yang diterima bisa bersifat esai yang mengargumentasikan pemikiran spekulatif maupun yang empiris dan bersandar pada kasus(-kasus) film dan terkait film. Tulisan abstrak dikirim dalam bahasa Indonesia atau Inggris. Sebagai bagian dari jurnal ilmiah, tulisan diharapkan mengikuti syarat-syarat penulisan akademis yang ditentukan dalam jurnal ini, bisa dilihat di http://journal.umy.ac.id/index.php/jkm, klik “journal template”.

Beberapa usulan topik yang dimungkinkan misalnya:
1.         Konstruksi realitas dalam sinema
2.         Film, bahasa dan kebenaran
3.         Realitas dan kebenaran di dalam film dokumenter
4.         Realitas sinema dan/vs realitas penonton: Konstruksi versus Persepsi
5.         Film, sejarah dan kebenaran
6.         Realitas dan pilihan estetika
7.         Otentisitas fakta, data dan naratif
8.         dan lain-lain

Topik lain di luar topik yang disebutkan ini dimungkinkan selama sesuai dengan diskusi yang diharapkan muncul sebagaimana dipaparkan dalam latar belakang tema jurnal kali ini.

* Jika jumlah tulisan yang memenuhi syarat melebihi batasan jumlah yang diharapkan, ada kemungkinan penerbitan pada jurnal lain yang terkait film.

Tim perumus Panggilan Menulis Makalah ini:

Filosa Gita Sukmono (UMY, Jurnal Komunikator)
IGAK Satrya Wibawa (Universitas Airlangga, Curtin University)
Eric Sasono (King’s College-University of London)
Ekky Imanjaya (Universitas Bina Nusantara, University of East Anglia)
Gaston Soehadi (Universitas Kristen Petra Surabaya)
Tito Imanda (BPI, Goldsmiths-University of London)

Comments

Popular posts from this blog

10th ASEACC Conference: The Politics Of Faith, Spirituality, And Religion In Southeast Asian Cinemas